

“Bagaimana dengan bekerja di rumahku? Bukankah kau bilang kau butuh uang? Kau dapat bekerja untukku dan aku akan membayarmu.Kau bisa membersihkan rumahkan? Kau tau caranya memasak,kan?” ucap Kang Minho.
“Berapa banyak uang yang akan kau bayarkan untukku? Kau bisa membayarku dengan jumlah yang besar?” jawab Yi Kyung.
“Maksudmu ...” Tanya Minho. Tawaran Minho tadi sebenarnya Cuma sebuah gertakan, dan minho pikir Yi Kyung bakal menolak tawarannya. Tapi, ternyata Yi Kyung menerima tawaran itu. “Kau yang memintaku untuk bekerja dirumahmu. Aku akan melakukan nya. Aku akan memulai bekerja pagi. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?” Tanya Yi Kyung. Ia menatap tidak bersahabata ke arah minho.


“Ah, sepertinya kau bahkan tidak bisa hidup tanpa uang. Untuk orang sepertiku yang dibutuhkan hanyalah uang, bukan bekerja untuk maksud lain. Apa kau pikir aku akan menolak tawaranmu itu?”
“Bekerjalah dengan baik, dan kau akan mendapatkan uang.” Jawab Minho. Kemudian Minho membuat note berisi alamat apartementnya. Ia memberikan note itu pada Yi Kyung. Yi Kyung mengambil kasar note dari tangan Minho. “Jangan telat.” Ucap Minho.

“Aku tahu.” Jawab Yi Kyung, ia lalu pergi begitu saja. Yi Kyung tidak mempedulikan Minho yang masih memperhatikannya dari arah belakang. Yi Kyung malah dengan sengaja merobek note yang diberikan oleh Minho padanya. Melihat hal itu, Minho kesal. “Hey” teriak Minho.
Yi Kyung berkata dengan pasti, “Paradise Apartments. Room 703.”
Minho heran. Yi Kyung berkata pada dirinya sendiri, “Oppa, aku pasti akan datang.” Yi Kyung mengingat kembali kejadian saat Minho mendapat telepon dari koleganya. Yi Kyung mengerti, pasti ada sesuatu hal yang terjadi. “Aku bisa mendapatkan uang dan juga bisa memata-matainya. Seperti menimpuk dua burung dengan satu batu.” ungkap Yi Kyung pada dirinya sendiri.

















Yi Kyung bangun dari tidur, ia ingat pekerjaan di Toko. Yi Kyung kemudian berlari keluar rumah, belum sempat Ji Hyun mengikutinya, pintu sudah tertutup. Alhasil, Ji Hyun hanya bisa menunggu Yi Kyung pulang.
Yi Kyung ke sebuah toko dan ia memakai telepon di toko itu. Ia menelpon manager toko tempatnya bekerja, “Maafkan aku, aku tidak datang untuk bekerja kemarin. Aku sakit. Aku tidak akan telat untuk hari ini.” Manager toko tempatnya bekerja tidak peduli dengan kondisi Yi Kyung, dengan teganya, ia malah memecat Yi Kyung dari toko.







Ji Hyun panik, “Unni kau tidak juga tidur? Semalaman kau tidak tidur, kau harus tidur unnie.” Yi Kyung tidak juga tertidur. Scheduler datang tiba-tiba. Yi Kyung mengeluh, “Apa yang harus aku lakukan, aku harus pergi ke rumah Min Ho. Bagaimana bisa, unnie hanya tidak masuk kerja tapi ia langsung dipecat. Sangat tidak manusiawi. Semua itu karena aku?”
“Benar.” Jawab Scheduler.
“Sekarang apa yang harus aku lakukan, aku sudah sangat telat sekarang.” Ucap Ji Hyun.
“Semua ini adalah salahmu. Salahmu, penyebab Song Yi Kyung dipecat. “ Scheduler yang satu ini, punya hobby ngebentak JI Hyun. Kkekeeke..



“Bukankah aku memang berhak untuk memakai tubuh unnie?”
“Ha, ini yang membuatku benar-benar tidak bisa berada disisi manusia. Manusia tidak masuk diakal, mereka tidak bisa membedakan antara hal yang memalukan dan hal yang baik. Shin Ji Hyun. Ini hanyalah tubuh seorang wanita dan kau hanya berhak untuk meminjamnya.”
“Aku tau,” jawab Yi Kyung.
“Aktifitas dan waktu yang kau gunakan seharusnya, diselaraskan dengan waktu yang biasa digunakan oleh Yi Kyung.”
“Aku tau,”
“Kau tau.”
“Apa karena unnie tidak tidur, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa?” Tanya Yi Kyung.
“Bingo!!” jawab Scheduler.

“Keanpa seperti ini?” Ji Hyun berteriak kearah Scheduler.
“Kau pikir kau sedang berteriak kea rah siapa? Kau pikir siapa yang sudah membuat kekacauan ini. Siapa yang memakan banyak makanan dan membuat dipecat? Apa itu aku?!” Scheduler engga rela dirinya diteriaki seperti itu oleh Ji Hyun.
“Tidak peduli kau manusia atau kau hanya roh, apapun itu karma akan mendatangimu.”
“Aku..” Yi Kyung menunduk, “Tahu.”
“Kalau kau tau, kau harus menunggu sampai kesadaran wanita ini kembali. AKu pergi.” Scheduler menghilang setelah menasihati Ji Hyun.


“Apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku laukan…”
Tiba-tiba scheduler muncul tiba-tiba. “Tubuh Song Yi Kyung sedang tidak stabil. Tidak jelas sampai kapan ia akan kembali sadar. Jadi, lebih baik kau tidak pergi kemana-mana.”







In Jung masuk ke ruangannya. Bersandar di pintu, mengeluarkan sapu tangan pemberian minho. Dan beberapa detik kemudian, In Jung mengingat kembali saat pertama kali dirinya dan minho bertemu.
Pertemuan yang heroic. In Jung disergap oleh brandal lalu dipaksa masuk ke mobil dan tanpa sengaja Minho memergoki kejadian itu. Rasa manusiawi Minho membuatnya untuk bertindak menolong In Jung. Ia berlari kencang untuk dapat menghentikan mobil. Berjalan memotong jalan, dan akhirnya ia berhasil memberhentikan mobil dengan melempar sampah, sehingga membuat mobil berjalan tidak stabil. Dan saat itu juga, Minho memecahkan kaca mobil dan membantu In Jung keluar dari mobil. Karena tidak mau ambil resiko, para berandal itu langsung tancap gas.


Minho khawatir dengan keadaan In Jung, ia menyadari sikapnya di lift tadi bisa membuat In Jung sedih. Ia lalu memutuskan untuk bertemu dengan In Jung.
“Oppa.”
“Aku tau, kau pasti akan seperti ini. Aku tidak memberimu kesempatan, karena aku tahu kau akan menjadi lemah.”
“Apa ada yang salah, direktur kang?” jawab In Jung dengan formal. Ia masih memegang sapu tangah pemberian Minho.

Minho menatap In Jung dengan sungguh-sungguh, “jangan menatapku dengan tatapan sedih seperti itu. Itu membuatku sakit. Hari ini, aku akan bertemu dengan direktur Jung. Untuk melengkapi persyaratan dan tanda tangan kontrak baru. Paling tidak butuh tiga atau empat hari untuk menunggu registrasi disyahkan. Kalau registrasi dan kontrak baru itu sudah disyahkan. Kau tau apa maksudnya?”
In Jung mengangguk. “Aku tahu.”
“Setelah semua itu selesai. Kita bisa bertemu dengan nyaman. ”




Minho terus memikirkan Yi Kyung. Ia bahkan pergi ke restaurant Han Kang untuk memastikan ada tidaknya Yi Kyung di sana. Ia bertemu dengan Han Kang yang tengah terlelap seraya mendengarkan alunan music yang bernada sedih.
Minho berkata, “anak ini, kenapa kau tidur dengan mendengarkan lagu sedih seperti ini, huh?”
“ Apa sesuatu terjadi?” Han kang mematikan musiknya.
“Aku dengar Song Yi Kyung sudah dipecat.” Ucap Minho.
“Oh, Ya.”
“Dia tidak datang lagi ke sini.”
“Aku bilang, dia sudah dipecat. Apa karena dia dipecat, kau mulai memperhatikannya?” Tanya Han Kan curiga.


“Tidak. Kau sudah melakukan hal yang benar. Itu sangat baik, sekarang tidak ada lagi alasan kesalahpahaman antara kau dan aku.”
“Hyung, maaf atas kesalahanku.” Kata Han Kang.
“Lupakan saja. Kita harus membicarakan tentang pekerjaan.”
“Pekerjaan?”
“Sebuah resort Seafood, ini merupakan sebuah tempat yang sangat penting. Dan kita harus membuat konsep yang matang dan brilliant. Kami sangat memerlukan imajinasimu untuk konsep design bangunan. Ini juga bukan hal yang biasa.”
“Hyung.” Han Kang hendak menolak.
“Lakukanlah demi Ji Hyun. Kau harus bertanggung jawab dengan designnya. Dan kau juga harus hadir di rapat mendatang.”


“Kau meminjam tubuh Song Yi Kyung. Apa jadinya kalau ia keluar rumah? Dan kemudian ia tiba-tiba bangun. Dan kemudian ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa kau pikir ia akan menerima hal itu?” Mengingat kata-kata scheduler seperti itu. Ji Hyun memutuskan untuk kembali ke rumah.



Di dalam rumah seraya berkata pada dirinya sendiri, ia bercermin, “Unnie, kenapa kau hidup seperti ini. Kau bahkan punya wajah yang cukup cantik, tidakkah kau merasa bodoh kalau ka uterus hidup seperti ini.”
Ji hyun kembali teringat kata-kata dokter yang pernah ditemui oleh Yi Kyung. “Ini sudah lebih dari lima tahun, dan kenapa kau masih hidup seperti ini. ”

Ji Hyun berkata pada dirinya sendiri, “Benar, unnie punya alasan kuat kenapa ia melakukan hal ini.” Ji Hyun berjalan kearah kotak box tempat menyimpan barang-barang Yi Kyung. Ia mencoba mencari album yang bisa memberitahukannya tentang masa lalu Ji Hyun. Belum sempat, Ji Hyun menemukan album itu, tiba-tiba Yi Kyung terbangun. Roh Ji Hyun yang ada di tubuh Yi Kyung mau tidak mau dipaksa keluar.




Ji Hyun panic, “Unnie, apa yang terjadi? Bagaimana kalau ia sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”


Ji Hyun amat sangat panic. “Unni apa yang kau lakukan?”
Yi Kyung mengaitkan tambang ke sebuah benda sebagai penahan. “Unni apa yang kau pikirkan?”


“Lagi? Tinggalkan saja!” jawab scheduler.
“Apa? Cepatlah datang aku mohon.”
“Mati dan hidup adalah pilihannya. Tidak ada yang berhak untuk mengganggu gugat hal itu.”




Scheduler yang sedang mengerjakan tugasnya tidak bisa bisa datang. “Aku memiliki schedule, jadi aku harus menunggu. Meskipun aku ingin kesana. Aku tidak bisa melakukan hal itu.” Scheduler menutup teleponnya. Ia lalu bergumam, “Ada masalah apa dengan Yi Kyung.”
Tapi, takdir berkata lain. Kyung Bin yang pernah ditemui Yi Kyung waktu lalu datang. Karena merasa khawatir dengan keadaan Yi Kyung, Kyung Bin itu mengetuk-ngetuk pintu rumah Yi Kyung. Tidak mendapat jawaban dari Yi Kyung, Kyung Bin semakin mengetuk keras pintu rumah.




Kyung Bin sangat khawatir dengan Yi Kyung, ia memberikan kartu nama. Dengan enggan Yi Kyung menerima kartu nama itu. Yi Kyung kembali ke dalam rumah, ia kembali menyandarkan diri ke tembok lalu merenung. Air matanya tertahan saat melihat bunga mawar yang hampir kering itu.







“Scheduler tidak bisa mengontrol emosi manusia.” Jawab Scheduler.
Scheduler kemudian memutuskan untuk menelpon atasannya.. Hahaha.. ^ ^ "Sunbae, tentang masalah Ji Hyun yang sudah aku laporkan. Bagaimana kalau kita memakai solusi yang ke tiga."
Dan yak, Scheduler memakai solusi nomor 3. Scheduler berusaha untuk mencarikan pekerjaan untuk Yi Kyung.


1. Scheduler mencari pekerjaan untuk Yi Kyung disebuah kafe yang pemiliknya memiliki deadline kematian.
2. Scheduler menyamar jadi orang aneh yang bisa menebak semua kehidupan pemilik kafe.
Kekee.e.. Saat Scheduler mengatakan kalau beberapa bulan lalu ibu pemilik toko baru saja meninggal, dan anjing pemilik toko sebulan yang lalu baru saja mati. Sang pemilik toko langsung heran, dan saat scheduler mengatakan kalau si pemilik toko sebentar lagi akan meninggal. Si pemilik toko langsung panik. Scheduler memberikan solusi agar pemilik toko hidup panjang umur, cuma satu hal solusinya.
1. pemilik toko harus menerima seorang gadis usia sekitaran 30 tahun, tidak gendut dan jarang tersenyum bekerja paruh waktu di kafenya.
Karena sangat percaya kalau scheduler itu adalah peramal, mau tidak mau pemilik toko langsung menyetujui apa yang dikatakan oleh Scheduler.




Yi Kyung lalu menuju kafe. Dan belum sempat menjelaskan maksud kedatangannya, pemilik kafe malah langsung menerimanya sebagai karyawan baru.
Yi Kyung bekerja hari itu juga. Scheduler dan Ji Hyun melihat dari luar kafe. Ji Hyun merasa lega, saat tau kalau unnienya sudah mendapat pekerjaan.
“Song Yi Kyung-ssi. Aku ingin tahu kenapa ia hidup seperti ini.” Ucap Ji Hyun. Ia sangat peduli dengan Yi Kyung.
“Itu bukan wilayahku untuk memberitahukan hal itu kepada orang sepertimu. Scheduler hanya bekerja untuk orang-orang yang mati.” Jawab Scheduler.
“Apa ia masih memiliki keluarga, tolong bantu aku untuk menemukan mereka.”


“Aku tau, aku harus bekerja keras untuk dirku sendiri. Tapi beberapa hari ini aku berpikir, tentang unnie yang tampak sangat kesepian.”


“Telat? Bukankah kita sudah membuat kesepakatan kalau kau seharusnya datang lima hari yagn lalu? Apa kau mencoba untuk mempermainkanku? ” ucap Minho yang kesal.
“Aku tidak bisa ke tempatmu, karena ada masalah beberapa hari ini. Dan aku juga tidak bisa menghubungimu. Apa kau sudah memiliki pekerja paruh waktu lainnya? Kalau kau sudah mendapatkannya, aku akan pergi.”
“Karena kau dipecat karena aku. Masuklah.” Minho mempersilakan Yi Kyung masuk. Minho memberitahukan ruangan-ruangan. “Ini kamar tidur dan itu kamar mandi.”


“Seharusnya aku yang memutuskan hal itu.”
“Membersihkan ruangan, me-laundry, menyiapkan makan malam. Toh, tidak ada lagi yang harus aku lakukan.”
“Berikan identitasmu.”
“Aku tidak membawanya.”
“Apa kau pikir aku bisa meninggalkan rumahku pada seseorang yang bahkan tidak memiliki identitas diri.”
“Kalau begitu berikan handphonemu.”
“Apa ada barang yang bisa dicuri dari rumahmu ini?” Tanya Yi Kyung.






Yi Kyung datang saat Han Kang dan pamannya tengah bersenam. Kedatangan Yi Kyung membuat Han Kang tersenyum, tapi dengan cepat, ia menyembunyikan senyumnya. Hehee..
Yi Kyung datang untuk memesan pasta, dan ia berkata kalau ia akan datang setiap 3 hari sekali. Han Kang masih mengkhawatirkan Yi Kyung, ia bertanya pada Yi Kyung, “Apa keadaanmu baik-baik saja? Apa pekerjaan barumu tidak ada masalah?”
“Baik.” Jawab Yi Kyung. Ia lalu pergi.


Han Kang jelas panic mendengar hal itu. Bergegas, Han Kang mengejar Yi Kyung. Ia memanggil Yi Kyung dengan cemas. “Song Yi Kyung-ssi.. Song Yi Kyung-ssi.”

“Itu membuaku ingin berada di dekatmu. Meskipun orang yang kau pedulikan bukan aku.”
Yi Kyung mencoba menahan air matanya, ia berjalan berlainan arah dari Han Kang.







In Jung membuka pintu dengan kode yang sudah diketahuinya. Yi Kyung baru saja keluar dari dapur, dan YAAAK.. Mereka saling bertatapan dan terkejut.
Perang dunia ketigakah yang terjadi selanjutnya? ^ ^
Bersambung..





Tidak ada komentar:
Posting Komentar