gambar header

gambar header

Sabtu, 23 April 2011

Sinopsis 49 Days Episode 7

 inopsis 49 Days episode 7















undefined

“Bagaimana dengan bekerja di rumahku? Bukankah kau bilang kau butuh uang? Kau dapat bekerja untukku dan aku akan membayarmu.Kau bisa membersihkan rumahkan? Kau tau caranya memasak,kan?” ucap Kang Minho.
“Berapa banyak uang yang akan kau bayarkan untukku? Kau bisa membayarku dengan jumlah yang besar?” jawab Yi Kyung.
“Maksudmu ...” Tanya Minho. Tawaran Minho tadi sebenarnya Cuma sebuah gertakan, dan minho pikir Yi Kyung bakal menolak tawarannya. Tapi, ternyata Yi Kyung menerima tawaran itu. “Kau yang memintaku untuk bekerja dirumahmu. Aku akan melakukan nya. Aku akan memulai bekerja pagi. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?” Tanya Yi Kyung. Ia menatap tidak bersahabata ke arah minho.
 “Kenapa kau menyetujui tawaran ini?” Minho sama sekali tidak bisa menerka apa yang tengah direncanakan Yikyung. “Bukankah kau bilang kau membenciku? Kau membenciku tanpa alasankan?”
“Ah, sepertinya kau bahkan tidak bisa hidup tanpa uang. Untuk orang sepertiku yang dibutuhkan hanyalah uang, bukan bekerja untuk maksud lain. Apa kau pikir aku akan menolak tawaranmu itu?”
“Bekerjalah dengan baik, dan kau akan mendapatkan uang.” Jawab Minho. Kemudian Minho membuat note berisi alamat apartementnya. Ia memberikan note itu pada Yi Kyung. Yi Kyung mengambil kasar note dari tangan Minho. “Jangan telat.” Ucap Minho.

“Aku tahu.” Jawab Yi Kyung, ia lalu pergi begitu saja. Yi Kyung tidak mempedulikan Minho yang masih memperhatikannya dari arah belakang. Yi Kyung malah dengan sengaja merobek note yang diberikan oleh Minho padanya. Melihat hal itu, Minho kesal. “Hey” teriak Minho.
Yi Kyung berkata dengan pasti, “Paradise Apartments. Room 703.”
Minho heran. Yi Kyung berkata pada dirinya sendiri, “Oppa, aku pasti akan datang.” Yi Kyung mengingat kembali kejadian saat Minho mendapat telepon dari koleganya. Yi Kyung mengerti, pasti ada sesuatu hal yang terjadi. “Aku bisa mendapatkan uang dan juga bisa memata-matainya. Seperti menimpuk dua burung dengan satu batu.” ungkap Yi Kyung pada dirinya sendiri.
 Minho sengaja mempercepat laju mobilnya saat ia melintas di samping Yi Kyung, hampir saja Yi Kyung terserempet kalau ia tidak cepat-cepat menghindar. Minho berkata pada dirinya sendiri, “Kita lihat saja Yi Kyung, seberapa lama kau bisa memandangku seperti itu. Pandangan yang merendahkan. Tidak ada satu orangpun yang menatapku dengan tatapan seperti itu”
Han Kang tengah berbicara dengan pamannya. Pamannya mulai menyinggung tentang kepergian Yi Kyung. Saat disinggung apakah Han Kang menyesal sudah memecat Yi Kyung seperti itu, Han Kang lalu berkata kalau ia tidak pernah menyesal melakukan hal itu. Pamannya lalu menyuruh Han Kang untuk membereskan permintaan Professor Oh untuk membuatkan sebuah design bangunan. Han Kang menolak keras, tapi pamannya berkata, “Apa kau akan hidup seperti ini terus-terusan sampai akhir hidupmu? Apa kau akan tetap membuat pasta dan menjual wine untuk membiayai hidupmu?” Mau tidak mau, Han Kang harus menyetujui permintaan Professor Oh.
Yi Kyung segera menuju ke sebuah restaurant. Ia harus bertemu dengan temannya saat itu juga, tapi ternyata Yi Kyung telat datang 15 menit, setelah melihat kesekeliling restaurant dan ia tidak menemukan temannya itu. Yi Kyung langsung menelpon Ji Seon. Ji seon memberikan alasan kenapa ia tidak bisa datang. Yang membuat Yi Kyung kesal karena ternyata bagi Jiseon, masalah dirinya lebih penting ketimbang memperhatikan masalah Ji Hyun.
Yi Kyung kesal, setelah menutup teleponnya, ia marah dan berkata dengan suara keras, “Tidak penting? Dia bilang ini tidak penting? Kau hanya akan mengunjungiku kalau kau punya waktu? Kau bodoh. Kapan kau akan mengunjunngiku? Kalau aku mati? Di pemakaman?” Yi Kyung menghentikan kata-katanya saat menyadari bahwa semua orang tengah memperhatikannya.
Dengan menunduk, ia berjalan keluar restaurant. Tapi tubuhnya yang lemah hampir terjatuh. “Aku lapar.” Keluh Yi Kyung. “Kenapa aku merasa lapar setiap kali perutku terasa sakit.”
Yi Kyung memutuskan untuk mengisi perutnya. Sayangnya, semangkuk bubur porsi besar tidak cukup buatnya. “Tidak cukup.” Keluh Yi Kyung seraya menjilati sendoknya beberapa kali. Ia berpikir dan menyesal, “Saat bekerja di restaurant Han Kang aku bisa makan apapun tanpa bayar. Doktor bilang, aku tidak boleh makan mie. Bagaimana ini, kalau unnnie yang memakan mie.” Yi Kyung melihat daftar menu, dan ia kembali memesan semangkuk beef porridge. “Aku pesan semangkuk beef porridge. Dengan ekstra daging.” Ucap Yi Kyung pada pelayan.
Yi Kyung menyemangati dirinya sendiri, “Setelah makan aku harus bekerja lebih keras lagi.” Ucapnya seraya mencoret nama Jiseon di notenya. “Matahari besok pasti akan bersinar terang.”
Han Kang menemui professor Oh dan mereka mendiskusikan sebuah design bangunan. Professor Han Kang sedikit tidak menyukai design yang dibuat oleh Han Kang. Professor Oh ingin membuat bangunan dengan tingkat yang lebih tinggi. Jelas saja Han Kang tidak menyetujui hal itu. Membuat bangunan tinggi akan merugikan perumahan yang ada disekitar area itu, pikir han kang. Dengan tegas Han Kang menolak untuk bekerja sama dengan professor oh. Whoaa.. han Kang cool.
Yi Kyung kembali pulang dan ia mengembalikan tubuh dirinya. Yi Kyung yang asli terbangun dan Ji Hyun menatap cemas kearah Yi Kyung. Ji Hyun berkata, “Unnie, maafkan aku. Itu pasti sangat sakit? Tapi, memang sangat aneh, tidak biasanya aku sanggup memakan dua mangkuk soup. Aku tidak tau kenapa hal itu terjadi.” Ucap Ji Hyun polos.

Yi Kyung bangun dari tidur, ia ingat pekerjaan di Toko. Yi Kyung kemudian berlari keluar rumah, belum sempat Ji Hyun mengikutinya, pintu sudah tertutup. Alhasil, Ji Hyun hanya bisa menunggu Yi Kyung pulang.
Yi Kyung ke sebuah toko dan ia memakai telepon di toko itu. Ia menelpon manager toko tempatnya bekerja, “Maafkan aku, aku tidak datang untuk bekerja kemarin. Aku sakit. Aku tidak akan telat untuk hari ini.” Manager toko tempatnya bekerja tidak peduli dengan kondisi Yi Kyung, dengan teganya, ia malah memecat Yi Kyung dari toko.
Yi Kyung kembali pulang dengan perasaan yang buruk, ia merebahkan dirinya. Ji Hyun yang melihat hal itu sangat cemas. “Tidur lagi?” ucap Ji Hyun.


Ada yang juga tengah menunggu Yi Kyung, siapa lagi kalau bukan Minho. Selagi berkutat dengan pekerjaannya, Min ho teringat janji Yi Kyung untuk datang. Tapi, sampai jam yang telah ditentukan ia juga tidak datang.
undefined

Ji Hyun panik, “Unni kau tidak juga tidur? Semalaman kau tidak tidur, kau harus tidur unnie.” Yi Kyung tidak juga tertidur. Scheduler datang tiba-tiba. Yi Kyung mengeluh, “Apa yang harus aku lakukan, aku harus pergi ke rumah Min Ho. Bagaimana bisa, unnie hanya tidak masuk kerja tapi ia langsung dipecat. Sangat tidak manusiawi. Semua itu karena aku?”
“Benar.” Jawab Scheduler.
“Sekarang apa yang harus aku lakukan, aku sudah sangat telat sekarang.” Ucap Ji Hyun.
“Semua ini adalah salahmu. Salahmu, penyebab Song Yi Kyung dipecat. “ Scheduler yang satu ini, punya hobby ngebentak JI Hyun. Kkekeeke..


“Bukankah aku memang berhak untuk memakai tubuh unnie?”
“Ha, ini yang membuatku benar-benar tidak bisa berada disisi manusia. Manusia tidak masuk diakal, mereka tidak bisa membedakan antara hal yang memalukan dan hal yang baik. Shin Ji Hyun. Ini hanyalah tubuh seorang wanita dan kau hanya berhak untuk meminjamnya.”
“Aku tau,” jawab Yi Kyung.
“Aktifitas dan waktu yang kau gunakan seharusnya, diselaraskan dengan waktu yang biasa digunakan oleh Yi Kyung.”
“Aku tau,”
“Kau tau.”
“Apa karena unnie tidak tidur, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa?” Tanya Yi Kyung.
“Bingo!!” jawab Scheduler.

“Keanpa seperti ini?” Ji Hyun berteriak kearah Scheduler.
“Kau pikir kau sedang berteriak kea rah siapa? Kau pikir siapa yang sudah membuat kekacauan ini. Siapa yang memakan banyak makanan dan membuat dipecat? Apa itu aku?!” Scheduler engga rela dirinya diteriaki seperti itu oleh Ji Hyun.
“Tidak peduli kau manusia atau kau hanya roh, apapun itu karma akan mendatangimu.”
“Aku..” Yi Kyung menunduk, “Tahu.”
“Kalau kau tau, kau harus menunggu sampai kesadaran wanita ini kembali. AKu pergi.” Scheduler menghilang setelah menasihati Ji Hyun.


“Apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku laukan…”
Tiba-tiba scheduler muncul tiba-tiba. “Tubuh Song Yi Kyung sedang tidak stabil. Tidak jelas sampai kapan ia akan kembali sadar. Jadi, lebih baik kau tidak pergi kemana-mana.”

 Di kantor, Minho bertemu dengan In Jung. Mereka didalam satu lift yang sama. In Jung sangat ingin mendapatkan perhatian Minho, tapi Minho malah tidak mempedulikan In Jung.


In Jung masuk ke ruangannya. Bersandar di pintu, mengeluarkan sapu tangan pemberian minho. Dan beberapa detik kemudian, In Jung mengingat kembali saat pertama kali dirinya dan minho bertemu.
Pertemuan yang heroic. In Jung disergap oleh brandal lalu dipaksa masuk ke mobil dan tanpa sengaja Minho memergoki kejadian itu. Rasa manusiawi Minho membuatnya untuk bertindak menolong In Jung. Ia berlari kencang untuk dapat menghentikan mobil. Berjalan memotong jalan, dan akhirnya ia berhasil memberhentikan mobil dengan melempar sampah, sehingga membuat mobil berjalan tidak stabil. Dan saat itu juga, Minho memecahkan kaca mobil dan membantu In Jung keluar dari mobil. Karena tidak mau ambil resiko, para berandal itu langsung tancap gas.

Minho khawatir dengan keadaan In Jung, ia menyadari sikapnya di lift tadi bisa membuat In Jung sedih. Ia lalu memutuskan untuk bertemu dengan In Jung.
“Oppa.”
“Aku tau, kau pasti akan seperti ini. Aku tidak memberimu kesempatan, karena aku tahu kau akan menjadi lemah.”
“Apa ada yang salah, direktur kang?” jawab In Jung dengan formal. Ia masih memegang sapu tangah pemberian Minho.

Minho menatap In Jung dengan sungguh-sungguh, “jangan menatapku dengan tatapan sedih seperti itu. Itu membuatku sakit. Hari ini, aku akan bertemu dengan direktur Jung. Untuk melengkapi persyaratan dan tanda tangan kontrak baru. Paling tidak butuh tiga atau empat hari untuk menunggu registrasi disyahkan. Kalau registrasi dan kontrak baru itu sudah disyahkan. Kau tau apa maksudnya?”
In Jung mengangguk. “Aku tahu.”
“Setelah semua itu selesai. Kita bisa bertemu dengan nyaman. ”
Ayah Ji Hyun berbicara dengan dokter yang menangani kesehatan Ji Hyun. Yang jadi permasalahan kali ini adalah kesehatan Ayah JI Hyun. Dokter menyarankan pada Ayah Ji Hyun untuk melakukan operasi, karena penyakit dirinya sudah bertambah parah. Walaupun operasi tidak menjamin akan berhasil tapi paling tidak itu akan meringankan rasa sakit dikepalanya. Ayah Ji Hyun menolak keras saran dari dokter. Ia tidak ingin membuat istrinya khawatir.
Minho tengah bernegosiasi dengan koleganya yang juga ikut membantu dirinya untuk menjatuhkan perusahaan Ayah Ji Hyun.

Minho terus memikirkan Yi Kyung. Ia bahkan pergi ke restaurant Han Kang untuk memastikan ada tidaknya Yi Kyung di sana. Ia bertemu dengan Han Kang yang tengah terlelap seraya mendengarkan alunan music yang bernada sedih.
Minho berkata, “anak ini, kenapa kau tidur dengan mendengarkan lagu sedih seperti ini, huh?”
“ Apa sesuatu terjadi?” Han kang mematikan musiknya.
“Aku dengar Song Yi Kyung sudah dipecat.” Ucap Minho.
“Oh, Ya.”
“Dia tidak datang lagi ke sini.”
“Aku bilang, dia sudah dipecat. Apa karena dia dipecat, kau mulai memperhatikannya?” Tanya Han Kan curiga.

“Tidak. Kau sudah melakukan hal yang benar. Itu sangat baik, sekarang tidak ada lagi alasan kesalahpahaman antara kau dan aku.”
“Hyung, maaf atas kesalahanku.” Kata Han Kang.
“Lupakan saja. Kita harus membicarakan tentang pekerjaan.”
“Pekerjaan?”
“Sebuah resort Seafood, ini merupakan sebuah tempat yang sangat penting. Dan kita harus membuat konsep yang matang dan brilliant. Kami sangat memerlukan imajinasimu untuk konsep design bangunan. Ini juga bukan hal yang biasa.”
“Hyung.” Han Kang hendak menolak.
“Lakukanlah demi Ji Hyun. Kau harus bertanggung jawab dengan designnya. Dan kau juga harus hadir di rapat mendatang.”
 Tubuh Yi Kyung yang asli akhirnya tertidur, ini kesempatan bagi Ji hyun untuk meminjam tubuh Yi Kyung. Ji Hyun keluar rumah dengan menggunakan tubuh Yi Kyung. Tapi belum jauh ia berjalan dari rumah, Ji Hyun teringat kata-kata scheduler tentang keadaan Ji Hyun.
“Kau meminjam tubuh Song Yi Kyung. Apa jadinya kalau ia keluar rumah? Dan kemudian ia tiba-tiba bangun. Dan kemudian ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa kau pikir ia akan menerima hal itu?” Mengingat kata-kata scheduler seperti itu. Ji Hyun memutuskan untuk kembali ke rumah.


Di dalam rumah seraya berkata pada dirinya sendiri, ia bercermin, “Unnie, kenapa kau hidup seperti ini. Kau bahkan punya wajah yang cukup cantik, tidakkah kau merasa bodoh kalau ka uterus hidup seperti ini.”
Ji hyun kembali teringat kata-kata dokter yang pernah ditemui oleh Yi Kyung. “Ini sudah lebih dari lima tahun, dan kenapa kau masih hidup seperti ini. ”
Ji Hyun berkata pada dirinya sendiri, “Benar, unnie punya alasan kuat kenapa ia melakukan hal ini.” Ji Hyun berjalan kearah kotak box tempat menyimpan barang-barang Yi Kyung. Ia mencoba mencari album yang bisa memberitahukannya tentang masa lalu Ji Hyun. Belum sempat, Ji Hyun menemukan album itu, tiba-tiba Yi Kyung terbangun. Roh Ji Hyun yang ada di tubuh Yi Kyung mau tidak mau dipaksa keluar.

 Yi Kyung benar-benar terbangun, dan Ji Hyun mulai panik. Yi Kyung menyadari ada yang tidak beres terjadi pada dirinya. Yi Kyung ingat dengan jelas kalau baru saja ia tertidur di kasurnya, tapi kenapa ia tiba-tiba bisa berpindah ke tempatnya sekarang. Yi Kyung melihat tutup box yang terjatuh, ia kembali berpikir.
Ji Hyun panic, “Unnie, apa yang terjadi? Bagaimana kalau ia sampai tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang harus aku lakukan?”
  Yi Kyung bangun dari duduk, ia mulai mengobrak-abrik box. Lalu menemukan peralatan kecantikan milik Ji Hyun. Yi Kyung kesal karena ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, “Aku lelah.” Ucap Yi Kyung. “Lelah. Lelah. Lelah.” Yi Kyung marah. Dengan emosi yang tidak stabil, Yi Kyung mencoba untuk bunuh diri. Ia mencari tambang, dan setelah menemukannya, ia mengikat tambang itu.
Ji Hyun amat sangat panic. “Unni apa yang kau lakukan?”
Yi Kyung mengaitkan tambang ke sebuah benda sebagai penahan. “Unni apa yang kau pikirkan?”
 Ji Hyun cemas, dengan menangis dan gemetar ia menelpon scheduler. “Cepat datang ke sini. Unni, ia mencoba untuk bunuh diri. Ia mencoba untuk bunuh diri, datang dan hentikan dia!”
“Lagi? Tinggalkan saja!” jawab scheduler.
“Apa? Cepatlah datang aku mohon.”
“Mati dan hidup adalah pilihannya. Tidak ada yang berhak untuk mengganggu gugat hal itu.”

 “Ayo datang ke sini.” Pinta Ji Hyun seraya menangis gemetar.
Scheduler yang sedang mengerjakan tugasnya tidak bisa bisa datang. “Aku memiliki schedule, jadi aku harus menunggu. Meskipun aku ingin kesana. Aku tidak bisa melakukan hal itu.” Scheduler menutup teleponnya. Ia lalu bergumam, “Ada masalah apa dengan Yi Kyung.”
Tapi, takdir berkata lain. Kyung Bin yang pernah ditemui Yi Kyung waktu lalu datang. Karena merasa khawatir dengan keadaan Yi Kyung, Kyung Bin itu mengetuk-ngetuk pintu rumah Yi Kyung. Tidak mendapat jawaban dari Yi Kyung, Kyung Bin semakin mengetuk keras pintu rumah.


 Yi Kyung menghentikan perbuatan bodohnya setelah berpikir lama. Kemudian ia membukakan pintu dan menatap tidak bersahabat kepada Kyung Bin. Kyung Bin punya niat baik datang menemui Yi Kyung. Ia hanya ingin mengembalikan bunga mawar milik Yi Kyung. Bunga mawar yang hampir layu itu merupakan serpihan dari masa lalu Yi Kyung. Kyung Bin mendapat bunga mawar itu, saat ia tengah menyelamatkan Yi Kyung di episode 1.
Kyung Bin sangat khawatir dengan Yi Kyung, ia memberikan kartu nama. Dengan enggan Yi Kyung menerima kartu nama itu. Yi Kyung kembali ke dalam rumah, ia kembali menyandarkan diri ke tembok lalu merenung. Air matanya tertahan saat melihat bunga mawar yang hampir kering itu.

 Ji Hyun tersenyum lega. Ia berkata pada Yi Kyung, “Unnie, terimakasih. Terimakasih banyak, kau menghentikan perbuatan itu. Meskipun aku tidak tahu kenapa kau lebih memilih untuk bunuh diri, kau tau unnie. Aku sangat iri padamu. Kau tidak tau betapa berharganya memiliki tubuh. Dapat disentuh dan merasakan kehangata. Kau memiliki suara yang dapat didengar oleh orang lain dan kau memiliki orang-orang yang mendengarkan suaramu. Kau bisa melihat ke seseorang dan tersenyum bersama. Unnie, tolong, kuatkan dirimu. Kau harus kuat jadi aku juga bisa hidup kembali. Tidak, bukan bukan halite. Kau kuat, jadi aku bisa menemukan sesuatu agar aku bisa kembali hidup.”


 Scheduler dan Ji Hyun memperhatikan Yi Kyung yang tengah membaca sesuatu. Ji Hyun mulai mengeluh, “Aku sudah terkurung di tempat ini selama 4 hari. Dan sekarang waktuku tinggal sedikit.”
“Scheduler tidak bisa mengontrol emosi manusia.” Jawab Scheduler.
Scheduler kemudian memutuskan untuk menelpon atasannya.. Hahaha.. ^ ^ "Sunbae, tentang masalah Ji Hyun yang sudah aku laporkan. Bagaimana kalau kita memakai solusi yang ke tiga."
Dan yak, Scheduler memakai solusi nomor 3. Scheduler berusaha untuk mencarikan pekerjaan untuk Yi Kyung.
 Taktik scheduler untuk mencarikan Yi Kyung pekerjaan.
1. Scheduler mencari pekerjaan untuk Yi Kyung disebuah kafe yang pemiliknya memiliki deadline kematian.
2. Scheduler menyamar jadi orang aneh yang bisa menebak semua kehidupan pemilik kafe.
Kekee.e.. Saat Scheduler mengatakan kalau beberapa bulan lalu ibu pemilik toko baru saja meninggal, dan anjing pemilik toko sebulan yang lalu baru saja mati. Sang pemilik toko langsung heran, dan saat scheduler mengatakan kalau si pemilik toko sebentar lagi akan meninggal. Si pemilik toko langsung panik. Scheduler memberikan solusi agar pemilik toko hidup panjang umur, cuma satu hal solusinya.
1. pemilik toko harus menerima seorang gadis usia sekitaran 30 tahun, tidak gendut dan jarang tersenyum bekerja paruh waktu di kafenya.
Karena sangat percaya kalau scheduler itu adalah peramal, mau tidak mau pemilik toko langsung menyetujui apa yang dikatakan oleh Scheduler.

 Selama 4 hari itu, Yi Kyung hanya tidur dan makan mie ramen. Dan saat mie ramen miliknya habis, mau tidak mau, Yi Kyung harus pergi ke toko terdekat untuk membeli mie ramen. Dan saat itulah, Yi Kyung melihat selemberan jadi-jadian, hahaa.. selembaran yang cuma bisa dilihat oleh dirinya. Selembaran berisi lowongan untuk bekerja paruh waktu di sebuah kafe.
Yi Kyung lalu menuju kafe. Dan belum sempat menjelaskan maksud kedatangannya, pemilik kafe malah langsung menerimanya sebagai karyawan baru.
Yi Kyung bekerja hari itu juga. Scheduler dan Ji Hyun melihat dari luar kafe. Ji Hyun merasa lega, saat tau kalau unnienya sudah mendapat pekerjaan.
“Song Yi Kyung-ssi. Aku ingin tahu kenapa ia hidup seperti ini.” Ucap Ji Hyun. Ia sangat peduli dengan Yi Kyung.
“Itu bukan wilayahku untuk memberitahukan hal itu kepada orang sepertimu. Scheduler hanya bekerja untuk orang-orang yang mati.” Jawab Scheduler.
“Apa ia masih memiliki keluarga, tolong bantu aku untuk menemukan mereka.”
 “Kau ini paling senang mencampuri urusan orang lain. Kau urus saja urusanmu sendiir.”
“Aku tau, aku harus bekerja keras untuk dirku sendiri. Tapi beberapa hari ini aku berpikir, tentang unnie yang tampak sangat kesepian.”
 Akhirnya Ji Hyun bisa kembali menggunakan tubuh Yi Kyung. Dan dengan tersenyum, ia lalu pergi ke tempat Minho. Sesampainya di rumah Minho, Jihyun yang sudah menjadi Yi Kyung menekan bell. Tidak berapa kemudian, minho keluar dari apartementnya. “Oh, god. Ternyata kau belum pergi bekerja. Aku sedikit telat.”
“Telat? Bukankah kita sudah membuat kesepakatan kalau kau seharusnya datang lima hari yagn lalu? Apa kau mencoba untuk mempermainkanku? ” ucap Minho yang kesal.
“Aku tidak bisa ke tempatmu, karena ada masalah beberapa hari ini. Dan aku juga tidak bisa menghubungimu. Apa kau sudah memiliki pekerja paruh waktu lainnya? Kalau kau sudah mendapatkannya, aku akan pergi.”
“Karena kau dipecat karena aku. Masuklah.” Minho mempersilakan Yi Kyung masuk. Minho memberitahukan ruangan-ruangan. “Ini kamar tidur dan itu kamar mandi.”
 “Rumah yang kecil. Kalaupun aku tidak datang setiap hari, sepertinya tidak apa-apa.” Ucap Yi Kyung asal.
“Seharusnya aku yang memutuskan hal itu.”
“Membersihkan ruangan, me-laundry, menyiapkan makan malam. Toh, tidak ada lagi yang harus aku lakukan.”
“Berikan identitasmu.”
“Aku tidak membawanya.”
“Apa kau pikir aku bisa meninggalkan rumahku pada seseorang yang bahkan tidak memiliki identitas diri.”
“Kalau begitu berikan handphonemu.”
“Apa ada barang yang bisa dicuri dari rumahmu ini?” Tanya Yi Kyung.


 Dengan paksa, minho mengambil handphone Yi Kyung. Minho menyimpan nomor telepon Yi Kyung. Dan ia mengatakan pada YI Kyung kalau dirinya akan tiba di rumah sekitar jam 11. Mau tidak mau, Yi Kyung harus menunggu Minho. Selama ia menunggu, selain mengerjakan pekerjaan rumah. Yi Kyung juga mencoba membongkar semua dokumen yang ada. Tapi, tidak satu pun dokumen penting yang dapat ia temukan. Yi Kyung hanya menemukan kumpulan album foto Minho dan In jung. Foto pertama tertera tahun pemotretan yaitu tahun 2006. Yi Kyung menahan kekesalannya, ia melihat tanggal di foto itu lalu berkata, “Mereka bertemu sebelum ia mengenalku. Bahkan hubungan mereka terjalin sebelum Minho oppa pergi belajar ke luar negeri.” Yi Kyung berusaha menahan air matanya. “Kang Min Ho, Shin In Jung. Kalian, benar-benar keterlaluan.”

 Yi Kyung mengambil kesempatan untuk pergi ke restaurant Han Kang. Ia mencoba membuka pintu apartemen dan ternyata, Minho masih menggunakan password yaitu tanggal lahir Ji Hyun. Yi Kyung pergi ke restaurant Minho. Kali ini tujuan utamanya bukan untuk mencari pekerjaan, tapi Yi Kyung datang untuk menjadi customer. Hahaa…
Yi Kyung datang saat Han Kang dan pamannya tengah bersenam. Kedatangan Yi Kyung membuat Han Kang tersenyum, tapi dengan cepat, ia menyembunyikan senyumnya. Hehee..
Yi Kyung datang untuk memesan pasta, dan ia berkata kalau ia akan datang setiap 3 hari sekali. Han Kang masih mengkhawatirkan Yi Kyung, ia bertanya pada Yi Kyung, “Apa keadaanmu baik-baik saja? Apa pekerjaan barumu tidak ada masalah?”
“Baik.” Jawab Yi Kyung. Ia lalu pergi.
 Kemudian, salah seorang pelayan berkata. Perkataan yang membuat Han Kang cemas. “Yi Kyung pasti bekerja di club malam. Bayaran tinggi, bisa pergi dan tinggal kapan saja. Dan hanya melayani satu orang tamu selama seharian. Sepertinya seperti itu.”
Han Kang jelas panic mendengar hal itu. Bergegas, Han Kang mengejar Yi Kyung. Ia memanggil Yi Kyung dengan cemas. “Song Yi Kyung-ssi.. Song Yi Kyung-ssi.”
 Padahal, Yi Kyung tidak berada jauh dari Han Kang. Dari kejauhan, Yi Kyung memperhatikan Han Kang. Yi Kyung berkata pada dirinya sendiri, “Kang ah, aku tau kau sangat peduli pada Yi Kyung dan bukan padaku. Tapi aku sangat ingin berterimakasih padaku. Aku benar-benar menjadi orang yang beruntung memiliki orang sepertimu di kehidupanku yang seperti ini. Jangan seperti itu kang ah.” Ucap Yi Kyung saat melihat Han Kang yang mulai frustasi karena tidak bisa menemukan keberadaan Yi Kyung.
“Itu membuaku ingin berada di dekatmu. Meskipun orang yang kau pedulikan bukan aku.”
Yi Kyung mencoba menahan air matanya, ia berjalan berlainan arah dari Han Kang.
 Whoaa.. masalah datang. Masalah besar. Ending yang buat penasaran. Saat Yi Kyung kembali ke apartement Minho. Ia tengah menyiapkan makan malam untuk Minho. Tapi, sayangnya hanya sedikit bahan makanan yang tersisa di dalam kulkas.


undefined
 Yi Kyung sama sekali tidak tahu kalau In jung tengah menuju apartement Minho. Setelah In jun menelpon Minho, untuk memastikan kalau dinner mereka dibatalkan karena rapat yang harus dihadiri Minho. In Jung memutuskan untuk datang ke apartemen Minho untuk menyiapkan makanan.
In Jung membuka pintu dengan kode yang sudah diketahuinya. Yi Kyung baru saja keluar dari dapur, dan YAAAK.. Mereka saling bertatapan dan terkejut.
Perang dunia ketigakah yang terjadi selanjutnya? ^ ^

Bersambung..

undefined

undefined

Tidak ada komentar:

Posting Komentar