"Apa yang salah? Apa yang terjadi? Apa yang terjadi sebenarnya? Katakan cepat!" tanya Ki Joon.
"Aku tiba-tiba tidak enak badan. . ." jawab Ah Jung, menjawab dengan jawaban yang bertentangan dengan apa yang tengah ia pikirkan dan rasakan.
Ah Jung menjawab, "Kau bahkan tidak menyapa siapa pun dan Kau datang ke sini. Kembali dan jelaskan kepada Ketua Chen dan istrinya apa yang baru saja terjadi."
Ah Jung berkata, "Ini bukan karena panggilan telepon."
"Kemudian? karena wartawan itu? Apakah karena itu? Ah Jung!"
Ki Joon sedikit mengerti apa yang Ah Jung rasakan. Ia terus memperhatikan Ah Jung yang mulai kedinginan karena engga menggunakan alas kaki.
Ah Jung awalnya enggan, tapi akhirnya..... first piggy back di 2 episode terakhir..
"Ya."
"Apakah Kau bahagia?" tanyanya lagi. "Kau lebih berat dari yang aku bayangkan."
"Apa?" minta maaf karena apa, pikir Ki Joon.
"Karena aku berat dan Kau harus membawaku."
"Pembohong."
"Sungguh, aku berharap bisa membawamu seperti ini setiap hari." jawab Ki Joon dengan sungguh-sungguh.
"Berikan padaku. Aku akan memakainya sendiri." pinta Ah Jung.
"Aku akan melakukannya." jawab Ki Joon. Ia memakai sepatu Ah Jung dengan hati-hati.
Ah Jung lagi-lagi menangis.
Ah
Jung menemui Jae Bum untuk mendiskusikan perkara Ah Jung. Bagaimana pun
juga Ah Jung harus mempertahankan kedudukannya sebagai pegawai negeri
sipil.
"Kau benar-benar telah diberhentikan?" tanya Jae Bum.
"Ya." jawab Ah Jung.
"Mengapa
seperti ini? Dimana mereka dapat menemukan staff pegawai negeri sipil
yang disiplin dan jujur seperti Kau?" Jaebum pun ikut kesal dengan
keputusan yang dibuat oleh pihak dewan. "Karena kalian berdua memiliki
hubungan, itu sebabnya kau dipecat? Jika ini terjadi pada orang asing,
rasanya tidak mungkin?"
"Sunbae, bisakah kau membantuku?" Ah Jung memohon.
"Apa yang Kau ingin aku lakukan?" tanya Jae Bum.
"Aku
ingin mendapatkan pekerjaan kembali. Bahkan jika aku gagal, aku tidak
bisa tanpa berjuang. Aku harus melindungi reputasiku." jawab Ah Jung.
Jae
Bum memberika informasi penting pada Ah Jung, "Sebenarnya, kita dapat
mengirimkan bukti kepada anggota Komite untuk Banding. Apakah Kau
memiliki bukti?"
Ah
Jung engga memiliki bukti apapun, bukti yang menjelaskan kalau dirinya
engga seharusnya dikeluarkan dari pekerjaannya. "Tidak, aku tidak
memilikinya."
"Ini akan sulit untuk membuktikan kalau kau tidak bersalah."
Jae Bum mengerti, "Aku tahu. Hal tak terduga lainnya juga akan terjadi. Bahkan jika itu seperti ini, Kau masih ingin mencoba?"
Ah
Jung tau, hal yang akan ia hadapi kali ini adalah hal besar. Ah Jung
pun mengangguk dan siap menerima apapun hasilnya. Inti utamanya adalah,
ia sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk menjaga reputasinya
sebagai pegawai negeri sipil.
"Cinta
seperti apa yang Kau katakan, hal itu adalah privasi. Tapi kenapa malah
membuatnya gempar seperti ini? Bukankah Kau seharusnya mempertimbangkan
posisiku di perusahaan ini?" bibi kesal dengan pemberitaan yang
menyebar di media.
"Maafkan aku." jawab Ki Joon.
"Bagus, bagus. Pemikiran yang bagus. Kau akan melakukannya dengan baik. Lagi pula, mereka tidak tahu anak siapa Kau!"
"Paman, terima kasih!" Ki Joon membungkuk memberikan hormat.
"Apakah Kau sudah makan?" tanya Ki Joon pada Ah Jung.
Ki Joon tertawa, "Lega mengetahui kalau kau begitu kuat. Kau tidak perlu khawatir tentang apa pun. Aku akan menyelesaikan semuanya untukmu."
Ki Joon menjawab "Antara kita berdua, apapun yang mempengaruhi Kau, mempengaruhi aku. Bahkan jika beberapa orang tidak adil, maka Tuhan adil. Kebenaran pada akhirnya akan keluar, jadi jangan khawatir. Meskipun tidak sederhana, kita akan bersama-sama sampai akhir, ok? Apakah Kau mengerti?"
"Apakah anggota komite menyebutkan sesuatu? Mereka mungkin telah salah paham. Aku tahu bahwa akan seperti ini. Bagaimana jika aku tidak berhasil? Apakah Kau masih ingin melarikan diri denganku?" tanya Ki Joon.
Ah Jung tertawa, "Penculikan."
Ah Jung mulai mengumpulkan bukti.
Jae Bum dan Ah Jung mengumpulkan bukti dan membuat beberapa strategi agar mereka bisa memenangka kasus kali ini.
Banyak
pihak yang membantu Ah Jung, terutama teman-teman sekantor Ah Jung.
"Kita tidak bisa hanya melihat hal ini sebagai masalah ringan dan duduk
hanya untuk menonton apa yang terjadi. Kita harus membantu Ah Jung."
Ki
Joon dan Park Hoon pun sibuk mencari jalan keluar agar Ah Jung bisa
kembali menjadi pegawai negeri sipil. "Aku tidak peduli apa metode yang
Kau gunakan. Aku tidak peduli berapapun uang yang harus aku keluarkan.
Jika ada cara lain yang bisa aku lakukan." kata Ki Jooon.
" Ya, aku mengerti." jawab Park Hoon.
Ah Jung hanya terdiam saat mengetahui kerja keras Ki Joon dalam membantunya.
"Ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini, tapi itu benar-benar memiliki arti."
"Aku sudah memberitahumu untuk tidak melakukan apa-apa? Aku akan mengurus ini sendiri." jawab Ah Jung.
Ah Jung tersenyum. "Ini sangat memalukan, tapi mengapa kau masih melakukannya secara pribadi?"
"Ini karena masalah pribadi, tentu saja, aku harus menanganinya secara pribadi. Di dunia ini ada hal-hal yang dapat diselesaikan dengan uang, dan ada juga yang tidak dapat diselesaikan dengan uang."
"Sudah jelas bahwa Kau sibuk." kata Ah Jung.
"Aku tidak ingin seperti itu. Aku tidak bisa menghabiskan hidupku hanya untuk merangkai bunga, melakukan yoga dan pergi berbelanja." jawab Ah Jung.
Di
tempat lain, Yoon Joo menangis dan mulai frustasi. Ia salah satu orang
dibalik dipecatnya Ah Jung dari pekerjaannya. "Yun Ju. Apa itu? Apa lagi
yang bisa melakukannya? Mengetahui Kau tidak makan dengan baik. . . Aku
khawatir. Jadi, aku membeli sesuatu untukmu." kata Ibu Yoon Joo yang
datang untuk memberikan makanan.
Yoon Joo menangis, lalu memeluk ibunya. " Oke. . . katakan semua perasaanmu dengan keras. Jangan menyimpannya sendiri."
Yoon Joo berkata, "Ini sangat nyaman. . . pelukan ibu."
"Tidak ada yang salah denganmu. Itu bukan kesalahanmu." kata ibunya.
"Aku
tahu. Aku juga tahu bahwa oppa tidak akan kembali kepadaku. Ibu. Aku
salah. Aku melakukan sesuatu yang buruk pada akhirnya." jawab Yoon Joo.
"Apa maksudmu?" tanya ibu Yoon Joo.
"Aku hanya merasa bahwa aku telah menjadi lebih buruk dan lebih buruk." ucap Yoon Joo.
"Yun
Ju. Tinggal di sini akan menyebabkan Kau sakit. Mengapa Kau tidak mulai
dari awal lagi di Prancis?" Ibu Yoon Joo memberikan pilihan.
"Melihat seperti ini, orang akan berpikir kalau Kau sedang bersiap-siap untuk ujian. Kau telah melakukan begitu banyak untuk Ah Jung. Apa lagi yang harus dilakukan?" tanya So Ran.
Mendengar hal itu, Jae Bum langsung kelabakan.
"Hari ini, kita akan memutuskan kasus banding Ah Jung. Petugas Gong Ah Jung, Kau siap untuk debat akhir?" tanya dewan.
"Ya." jawab Ah Jung.
"Beritahukan kami kesimpulanmu." Pihak dewan meminta bukti dan beberapa kesimpulan.
"Kau masih perlu untuk memberitahu kami kesimpulanmu." ujar pihak dewan.
Ah Jung mulai menjelaskan perkaranya, "Dokumen yang aku sampaikan sekarang, adalah survey dari anggota resmi pusat pelatihan pusat. Kontennya mirip dengan dalam pengevaluasian. Ini adalah hasil untuk evaluasi dua resort dalam jangka waktu akhir."
"Ki Joon, nanti, aku tidak bisa ikut berolahraga bersamamu lagi." kata Ah Jung.
"Ah Jung. . . "
"Kapan Kau mulai bekerja?" tanya Ayah.
"Minggu depan." jawab Ah Jung.
"Lalu, mengapa kau tidak pergi untuk berlibur? Dengan ayah?"
Ayah berkata, "Kemudian, Kau ingin pergi dengan pria itu?"
Ah Jung mengangguk.
Ayah kesal dibuatnya, "Ya. Ah kau ini. Aku hanya memiliki satu anak perempuan, namun aku diperlakukan seperti ini. Kau membuat kesimpulan, bahkan tanpa berkonsultasi dengan aku, dalam membuat keputusan besar seperti ini. Kau telah benar-benar dewasa!" kata Ayah.
Ayah tertawa mendengarnya.
"Bahkan tanpa seorang ibu, Kau masih tumbuh dengan baik."
"Ya. Jika aku bisa, aku ingin menikahinya segera."
Ki Joon menjawab, "Dia biasa. Itulah mengapa aku menyukainya."
"Sepertinya Kau tidak akan mendengarkan apa pun yang aku katakan."
"Kau benar-benar ingin menentang hubungan ini lagi? Kau tahu itu tidak akan berhasil, kan?" kata Ki Joon seraya tersenyum.
Ah Jung kembali bekerja..
Dan
kejutan besar tengah menunggunya. Seorang badut (yang engga lain adalah
Park Hoon.) menghampiri Ah Jung dan menuntunnya untuk menuruni tangga.
"Selamat! selamat! Gong Ah Jung." semua staff menyambut kedatangan Ah Jung.
Ah Jung tersipu, "Apa pernikahan? Aku belum memikirkannya.. "
"Aku tahu kau menyukainya. Kau tidak bisa tidak jujur? Pejabat publik selalu jujur. Tunggu. Kali ini Kau perlu untuk menjawab dengan jujur. " ujar Ki Joon.
Ah Jung mengalihkan pembicaraan, "Sepertinya musim panas benar-benar pindah ke sini."
"Apa ini? Kau benar-benar tidak tulus denganku?" kata Ki Joon.
Yoon Joo mengangguk, "Itu benar. Pembersihan seperti ini, itu pasti terlihat bersih. Tempat kerja Kau harus ditangani secara lebih efisien. Aku berencana untuk kembali ke Paris."
"Tidak, itu bukan berarti aku melarikan diri karena aku tidak nyaman. Aku tidak ingin hidup seperti ini. Aku berencana untuk melepaskan raihan tanganku pada oppa. Kembali istirahat sejenak, dan kemudian melanjutkan studiku." jawab Yoon Joo.
Yoon joo memastikan, "Selanjutnya, aku akan menemukan orang yang lebih baik dan hidup bahagia."
"Ah Jung, maafkan aku. Aku tahu bahwa Kau adalah orang baik. Tapi aku selalu membencimu. Bahkan aku tidak seharusnya membencimu." ujar Yoon Joo.
Koki Ki Joon memperlihatkan kemahirannya memasakan masakan Itali.
Tiba-tiba, Yoon Joo mengirim pesan pada Ki Joon. Ah Jung membaca pesan itu.
~Terima kasih. Oppa, aku akan kembali ke Paris besok.
Sebelum pergi, aku ingin bertemu denganmu.
Jika Kau bisa datang, hubungi aku.~
"Besok, Miss Yun Ju akan meninggalkan. Kenapa kau tidak menemuinya?" kata Ah Jung.
Yoon Joo tersenyum walau pahit,
"Apa yang Kau lakukan di sini?" tanya Yoon Joo.
"Apa ini?" tanya Yoon joo.
"Ini hadiah. Sesuatu yang sulit untuk ditemukan di Paris." jawab Sang Hee.
"Terima kasih banyak. Sang Hee, aku harus terima kasih padamu, juga."
"Kau setidaknya harus mencoba untuk menyesuaikan diri denganku." kata Ki Hoon pada Ah Jung saat jam makan siang.
"Haruskah kita membuat 10 daftar keingina kita?" tanyanya lagi.
"Apakah Kau memiliki kepercayaan diri untuk mematuhi semua ini?" tanya Ah Jung.
Ki
Joon langsung menjawab tanpa ragu, "Tentu saja. Tidak ada yang tidak
bisa lakukan. Apakah Kau lupa lima paket elemen Hyun Gi Jun?"
"Tentu
saja, aku ingat. Tampan, berpendidikan, sopan, berpengetahuan, dan
bertanggung jawab. Aku merasa sepertinya aku sudah benar-benar dicuci
otaknya olehmu." ucap Ah Jung. HAHA..
"Jadi,
Kau tidak perlu khawatir tentangku. Khawatirkan saja tentang dirimu."
jawab Ki joon. Dan masing-masing dari mereka membuat 10 keinginan.
"Kita selesai pada waktu yang sama. Ayo kita tukar. Aku ingin lihat dulu." Ki Joon mengambil paksa kertas Ah Jung.
"Berikan padaku! Biarkan aku melihat nya dulu."
Apa yang 10 keinginan Ki Joon yang ia tuliskan untuk Ah Jung. Translatenya cuma ada 6:
Pertama, bahkan jika itu hanya sereal, seorang wanita harus memasak sarapan untukku.
Kedua, seorang wanita yang bisa berolahraga denganku di pagi hari.
Ketiga, seorang wanita yang mengatakan menyesal setelah bertengkar dan dapat menerima permintaan maafku.
Keempat, seorang wanita yang sering menangis setelah menonton film sedih.
Kelima, seorang wanita yang akan menghabiskan waktu denganku walaupun kepentingan kita berbeda.
Keenam, seorang wanita yang tidak berbohong, seorang wanita yang jujur.
Ah
Jung mendatangi galeri Sang Hee.. "Sepertinya seseorang yang aku
kenal." kata Ah Jung saat tanpa sengaja ia melihat lukisan wajah dirinya
yang Sang Hee buat.
Sang Hee datang menghampiri Ah Jung.
"Siapa itu?" tanya Ah Jung.
"Seseorang yang telah datang ke pikiranku. " jawab Sang Hee. "Apa yang terjadi? Mengapa kau di sini?"
"Aku hanya membawa beberapa makanan ke sini." jawab Ah Jung.
"Mengapa kau melakukan ini? Mencoba untuk bertindak sebagai kakak ipar sekarang?"
"Ya, tentu saja." jawab Ah Jung dengan bangga.
"Tapi, yang dalam lukisan ini? " tanya Ah Jung.
"Ini Kau." jawab Sang Hee.
"Aku? Mengapa Kau melukis aku?"
"Tidak apa-apa."
"Ini sangat bagus, Mengapa menyimpannya di pojok?" Ah Jung tersenyum memandangi lukisannya.
Sang Hee menyangkal, "Awalnya tergantung di sana, tapi wajah jelek selalu menatapku! Jadi, aku simpan di pojok saja."
Malam
harinya, Ah Jung menempelkan 10 wish listnya Ki Joon. Dan seketika itu
juga, Ah jung menganggap kertas itu, kertas yang special.
Bibi memberikan sebuah dokumen, "Lihatlah ini. Jika Nona Ah Jung ingin membantu Ki Joon dan tinggal di sisinya, maka, Kau harus melihat ini. Dalam setahun, konferensi diselenggarakan oleh kedutaan besar dari berbagai negara kurang lebih sekitar sepuluh Negara yang berbeda. Jadi, Kau harus belajar 5 bahasa, ya setidaknya kau harus menguasai 5 bahasa. Jika Kau ingin menjadi istri Ki Joon, Kau tidak bisa hanya tersenyum saat ki joon bertemu dengan orang-orang dari banyak Negara, setidaknya kau harus mengobrol dengan mereka. Ya, Kau menyadari bahwa Ki Joon sering melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bekerja, kan? Ki Joon selalu pergi sendirian selama ini. Di masa depan, jika Kau mampu menemaninya, beban Ki Joon juga dapat berkurang." bibi Ki Joon menjelaskan panjang lebar. Intinya, jangan jadi istri yang memalukan.
"Ah, aku mengerti."
Ah Jung hanya terdiam mendengar pertanyaan itu.
"Kami belum mencapai tahap itu. Tidak ada rencana pernikahan di saat ini." jawab Ah Jung.
"Tentu saja, semua ini dilakukan oleh aku. Meskipun kepentingan kita berbeda, kita masih bisa berbagi satu sama lain. Hari ini, aku ingin berbagi denganmu. Apakah Kau. . . mau menikah denganku?" tanya Ki Joon setelah memakaikan kalung yang ia hadiahkan pada Ah Jung.
Ah Jung terdiam sesaat, lalu ia berkata, "Ki Joon.. sepertinya, aku… tampaknya… tidak cocok untuk menjadi menjadi pendampingmu."
bersambung...
Satu episode lagi, daebak!!
terimakasih buat semua yang udah voting.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar